Rabu, 29 Agustus 2012

AWAS BAHAYA LIDAH !





    Lisan merupakan salah satu kenikmatan yang agung yang sekalipun ukurannya kecil namun orang bisa menjadikannya sebagai alat untuk beribadah kepada Allah dengan berbagai macam ketaatan demikian pula sebaliknya lisan bisa menjadi alat untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah. Lisan yang merupakan karunia yang besar haruslah senantiasa kita menjaganya dengan tidak berkata kecuali perkataan yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita atau lebih baik kita memilih diam karna hal itu lebih terpuji sebagaiman yang terdapat dalam hadits  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ” Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam. ” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim). dan siapa yang banyak perkataannya maka akan banyak dustanya dan siapa yang banyak dustanya maka akan banyak dosanya dan siapa yang banyak dosanya maka neraka yang pantas untuknya.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,”Siapa yang menjamin bagiku apa yang ada di antara dua tulang dagunya (lidahnya) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin baginya surga.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, At-Tirmidzy dan Ahmad).

Dalam hadits lain beliau bersabda,”Iman seorang hamba tidak istiqomah sebelum hatinya istiqomah.hatinya tidak istiqomah sebelum lidahnya istiqomah.”(Diriwayatkan Ahmad).

Dalam hadits lain beliau bersabda,”Siapa yang menjaga lidahnya, maka Allah menutupi aibnya.”(Diriwayatkan Abu Nu’aim dan Abid-Dunya).

Abu Ad-Darda berkata,”Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang yaitu orang yang diam namun berfikir atau orang yang berbicara dengan ilmu.”

Berbicara pada hal yang tidak bermanfaat : ketahuilah bahwa suatu perkataan yang anda ucapakan tanpa ada manfaat dan kebutuhan untuk anda ucapakan maka hal tersebut Cuma akan menghabiskan waktu anda dan anda akan dihisab dengan waktu yang terbuang tersebut, maka sebaiknya waktu tersebut anda gunakan dalam dzikir dan ucapan yang bermanfaat. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : ” Di antara kebaikan islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak diperlukannya.” ( Diriwayatkan At-Tirmidzy dan Al-Baghawy ).

  1. Pertengkaran dan perdebatan : yaitu banyak menyerang orang lain untuk membuka kesalahan dan keburukan-keburukannya. Yang mendorong seseorang berbuat seperti ini adalah merasa dirinya hebat. Dari nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda : ” Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang keras lagi suka bertengkar.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim).

  2. Bicara keji, suka mencela dan mengumpat : semua ini tercela dan dilarang, karena merupakan sumber keburukan dan kehinaan. Dalam hadits disebutkan, “Jauhilah perkataan keji, karena Allah tidak menyukai perkataan keji dan mengatai-ngatai dengan perkataan keji.” (Diriwayatkan Ibnu Hibban, Ahmad dan Al-Bukhari dalam Adabul-Mufrad).

Dalam hadits lain disebutkan,”Orang mukmin itu bukan orang yang suka mencemarkan kehormatan, bukan pula orang yang suka mengutuk, berkata keji dan mengumpat.” (Diriwayatkan At-Tirmidzy, Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Bukhary dalam Al-Adabul-Mufrad).

Banyak orang begitu mudahnya mencela saudaranya sendiri sehingga menyebabkan hubungan menjadi putus, padahal  itu mungkin disebabkan ketidaksabaran kita atas perbuatan saudara kita atau mungkin kita terus-menerus buruk sangka terhadapnya, dan kalau hal ini terus berlanjut  bisa jadi anda tidak mendapatkan teman.

Seorang penyair berkata : “Aku menutup mata dari kesalahan teman karena aku khawatir hidup tanpa teman.”

Jadi, di antara bentuk pemahaman yang baik dan cerdas ialah anda berkeyakinan bahwa teman tidak lepas dari kekurangan, karena ia manusia.

  1. Menyebarkan rahasia : akibat dari perbuatan ini bisa memutuskan persahabatan dan ukhuwah, seorang muslim hendaknya tidak menyebarkan rahasia saudaranya dan hendaknya apa yang anda ketahui dari saudara anda menjadi amanah dan tidak menyebarkannya, kecuali dengan izinnya atau anda telah betul-betul mendapatkan keridhaannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika seseorang membicarakan pembicaraan kepada saudarnya dan ingin pembicaraannya tersebut dirahasiakan, maka pembicaraan tersebut amanah.” (Diriwayatkan Abu Daud di Al-Adab, At-Tirmidzy, Ahmad di Al-Musnad).

  2. Ghibah (menggunjing). Al-Qur’an telah menyebutkan larangan ghibah dan menyerupakan pelakunya dengan pemakan bangkai. Dalam hadits disebutkan,”Sesungguhnya  darah, harta dan kehormatan kalian adalah haram atas diri kalian.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim). Makna ghibah disini ialah sebagaimana ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ditanya tentang  ghibah. Maka beliau menjawab, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak dia sukai.”

Perkataan sebagian Ulama Salaf bahwa, “Berkata itu perak dan diam itu emas”. Maka tentunya orang yang berakal tidak akan membuang-buang waktunya ketika mengetahui emas yang akan diraihnya. Menjaga lisan jelas akan memberikan manfaat, dan kita akan menyebutkan beberapa manfaatnya :

  1. Akan mendapat keutamaan dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).

  2. Akan menjadi orang yang memiliki kedudukan dalam agamanya. Dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang orang yang paling utama dari orang-orang islam, beliau menjawab, “Orang islam yang paling utama adalah orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).

  3. Mendapat jaminan dari Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam untuk masuk surga, dari Sahl bin Sa’d beliau bersabda,”Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada diantara dua dagunya (lidahnya) dan apa yang ada diantara dua kakinya (kemaluannya) maka aku akan menjamin baginya Al-Jannah (surga).” (Diriwayatkan Al-Bukhari).

  4. Allah akan mengangkat derajat-Nya dan memberikan ridhah-Nya kepadanya. Dari Abu Hurairah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.”

Demikianlah beberapa buah dari menjaga lisan. Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dan diberi kemampuan untuk mengejar buah tersebut.  Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar