Dzikr,diri
Jika sedang sendiri
janganlah merasa sepi, ada Allah yang mengawasi. Jika sedih jangan dipendam
dalam hati, ada Allah tempat berbagi. Jika susah jangan menjadi pilu, ada Allah
tempat mengadu. Jika gagal janganlah putus asa, ada Allah tempat meminta. Jika
bahagia janganlah menjadi lupa, ada Allah tempat memuja. Ingatlah Allah selalu,
niscaya Allah akan mengingatmu.
"Siapakah manusia yang paling jauh dari Alloh
?
Yang mengikat dirinya dengan pandangan
manusia"
"Apakah takdir ?
Yang terjadi pada diri anda, bukan apa yang
anda jadikan"
"Apakah hidup ?
Kesempatan yang tidak diketahui kecuali
setelah berlalu"
"Apakah maut ?
Kenyataan pasti, yang kita ragu terhadapnya
Alangkah baiknya bagi seseorang apabila ia mempunyai cita-cita dan alangkah buruknya seseorang apabila dia hanya mengandalkan cita-cita.
Manusia
tidak dituntut kesempurnaaan dalam hidupnya, tetapi dituntut agar kehidupannya
hari ini lebih baik daripada kehidupannya kemarin.
Syaikh ‘Abdul Maalik Al
Qoosim: “Aku heran pada orang yang lima kali membasuh wajahnya setiap hari,
memenuhi panggilan mu’adzdzin, tetapi tidak mencuci hatinya sekalipun dalam
satu tahun agar menghilangkan kotoran ketergantungan terhadap dunia, kelamnya
hati dan buruknya akhlaq.”
“Semenjak kenal manusia,
aku tidak senang pujian mereka, dan juga tidak benci celaan mereka.” Ada yang
bertanya, “Kenapa bisa demikian?” beliau menjawab, “Karena mereka yang memuji
itu berlebih-lebihan dan mereka yang mencela itu terlalu meremehkan.” -Malik
bin Dinar
Ibnul Qayyim al jauziyah
berkata: “Sungguh suatu kezaliman dan kebodohan kalau engkau memohon
penghormatan dan pengagungan dari manusia, sementara hatimu kosong dari
mengagungkan dan menghormati Allah swt.”
“Seandainya aku melakukan
kebenaran sembilan puluh sembilan kali dan melakukan kesalahan sekali, sungguh
manusia akan menghitung-hitung satu kesalahan tersebut”.(perkataan Asy Sya’bi
rohimahulloh dalam Tahdzib Siyar A’lam An Nubala, 1/392).
Imam Abu Daud
rahimahullah meriwayatkan dari hadits Abu Darda radhiallahu ‘anhu bahwasannya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”
“Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”
Imam Ghazali = ” Apa yang
paling tajam sekali di dunia ini? “Murid- Murid dengan serentak menjawab = ”
Pedang “Imam Ghazali = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini
adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti
hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri “
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan
banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa
cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
Telah berkata Imaam Asy
Syaafi’iy, “Simpanan yang paling bermanfaat adalah taqwa. Dan simpanan yang
mencelakakan adalah permusuhan.”
Barangsiapa menempatkan
dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal
kalau orang menyangka buruk kepadanya.
Muhammad bin Sirrin
berkata: Saya tidak akan berkata atau berbuat sesuatu, sampai saya telah menyiapkan
jawabannya di hadapan Allah kelak…
Seorang yang kurang
amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan.
(HR. Ahmad)
“Demi Allaah,sesungguhnya berteman dengan
suatu kaum yang menakut-nakutimu hingga akhirnya kamu menemukan rasa aman itu
lebih baik daripada kamu berteman dengan sekelompok orang yang membuatmu merasa
aman, namun akhirnya kamu di kejar-kejar oleh perkara-perkara yang menakutkan.”
[Imam Ahmad dalam Kitab Az Zuhd]
Muhammad bin al-Fadhl,
berkata, “Pudarnya Islam karena ulah empat tipe manusia. Pertama: orang yang
tidak mengamalkan ilmu mereka. Kedua: orang yang beramal tanpa landasan ilmu.
Ketiga: orang yang tidak beramal dan tidak berilmu. Dan keempat: orang yang
menghalangi manusia mencari ilmu.”
Janganlah kamu bersikap
lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. [Ali-Imran
: 139]
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar
maka sungguh amalannya telah terhapus.” (HR. Al-Bukhari no. 553)
Imam Syafi’i rahimahullah
berkata :Sebatas kerja kerasmu itulah, Kemuliaan akan tercapai Barangsiapa
mencari kemuliaan, Haruslah dia bangun malam
Barang siapa menginginkan
kemuliaan, tanpa kerja keras dia telah menyia-nyiakan umur,
Malik bin Dinar berkata,
“Jika seorang hamba mencari ilmu untuk diamalkan, maka ilmunya akan menyinari
dirinya, tetapi jika ia mencari ilmu tidak untuk diamalkan, maka hanya akan
menambah kesombongan padanya.” (Syu’abul Iman:2/294-295)
“Kami tidak pernah
melihat orang yg Faqih (paham Agama) gemar berdebat.” (Hasan Al-Bashri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar