Jumat, 26 Oktober 2012

21 trik mensiasati nafsu



SObatku muslim yang dirahmati Allah SWT, ada dua titik lemah didalam diri ini,yang pertama ada diluar diri kita yaitu godaan setan terkutuk yang tanpa henti berjuang menjerumuskan kelembah yang terhina.Yang kedua yang melekat didalam diri kita yaitu hawa nafsu,yang keberadaannya tidak permanen,artinya nafsu yang semula liar dan negative bisa dikendalikan dan dididik sehingga menjadi positif. Hidup ini adalah medan perjuangan mengekang dan mendidik hawa nafsu, Kadangkala kita menang dan kadangkala kita TKO melawan hawa nafsu kita.

Ada tiga bentuk perlawanan manusia terhadap hawa nafsu dalam dirinya.

Yang pertama,nafsu muthmainnah (nafsu yang tenang), yakni ketika iman menang melawan hawa nafsu, sehingga perbuatan manusia tersebut lebih banyak yang baik daripada yang buruk.

Yang kedua, nafsu lawwamah (nafsu yang gelisah dan menyesali dirinya sendiri), yakni ketika iman kadangkala menang dan kadangkala kalah melawan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut perbuatan baiknya relatif seimbang dengan perbuatan buruknya.

Yang ketiga adalah nafsu la’ammaratu bissu’ (nafsu yang mengajak kepada keburukan), yakni ketika iman kalah dibandingkan dengan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut lebih banyak berbuat yang buruk daripada yang baik.
 Coba direnungkan, termasuk dimanakah posisi Kita?mudah-mudahan masih dalam kelompok nafsu muthmainnah,ciri-cirinya adalah kita akan segera sadar dan gelisah disaat terlanjur melakukan dosa dan maksiat walaupun sekecil apapun.
Beberapa trik untuk meminimalkan perbuatan maksiat diantaranya :  

1.Banyak melakukan ibadah, terutama ibadah-ibadah sunnah (sholat dhuha, tahajud, baca Al Qur’an, dll). Sebab makanan hati yang bersih adalah ibadah.
         
2.  Minta kepada Allah dengan sungguh-sungguh (berdoa) agar keinginan Anda semakin kuat untuk meninggalkan hal-hal yang buruk.

3. Meyakini imbalan besar yang akan Allah berikan kepada orang-orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. “Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu (memperturuti hawa nafsu)?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya” (QS. Ali ‘Imron yat 15). 

Kuatkan keyakinan tersebut dengan banyak berzikir (mengingat Allah) dan beribadah kepadanya. Jangan hanya mengandalkan ibadah wajib saja untuk mengendalikan nafsu, tambah juga dengan ibadah sunnah, seperti shaum senin-kamis, sholat tahajjud, tilawah Al Qur’an, sholat dhuha, dan lain-lain. 

4.Jaga panca indera kita dari pengaruh syahwat (nafsu). Jaga mata kita untuk tidak melihat hal-hal yang berbau maksiat, jaga pendengaran dari pembicaraan yang jorok, jaga mulut dari berkata-kata yang cabul, dan jaga tangan serta kaki kita untuk tidak menjamah atau melangkah ke hal-hal yang maksiat.

5. Jaga pikiran kita dengan selalu berpikir positif dan produktif yang akan didapat dari banyak membaca yang positif dan hindari juga lingkungan yang membangkitkan hawa nafsu kita.
6. Sadari betul bahwa syahwat merupakan fasilitas syetan untuk menjerumuskan kita semua kepada api neraka. Apa yang paling dekat dengan kita setelah Allah SWT , yaitu syetan. Syetan berada pada peredaran darah manusia. Dia akan mendorong nafsu syahwat kita dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan memasukkan data kotor yang kita miliki untuk merangsang syahwat kita. Atau pun dari media luar yang diterima panca indra..
7. Puasa. Semakin banyak kita makan, semakin besar pembuluh darah,. dan syetan makin kuat pula mendorong nafsu syahwat kita.dengan puasa kita akan mempersimpit pembuluh darah, dengan begitu syetan akan berkurang pula energinya. Apalagi makanan atau minuman tersebut haram.
8. Ketika syahwat itu mulai memuncak maka segeralah berwudhu dan baca al-quran dengan maknanya. Contoh apabila kalian melihat sesuatu yang sangat merangsang syahwat kalian cepatlah berwudhu kemudian bacalah surat annas dan maknai dalam hati. Insya Allah syahwat tersebut akan dapat dikontrol.
9. Jika anda telah merasa mampu untuk menikah maka bersegeralah menikah. Dengan tujuan lillahita’ala. Dengan begitu kita telah memiki penyaluran syahwat yang halal dan barokah. Dan insya ALLAH mendapat keturunan yang soleh. Namun tetaplah setelah menikah untuk selalu menjaga syahwatnya dari sesuatu yang diharamkan. Dan berdoalah sebelum melakukan hubungan.
10. Apabila kita berada dilingkungan yang penuh dengan rangsangan syahwat.maka berjihadlah dengan penuh kesungguhan dan ucapkan lahaulawalaquwwataillabilla hil’aliyyilazhim dengan memaknainya dalam hati.
11. Wanita merupakan media syetan untuk merangsang syahwat dari luar tubuh . oleh karena itu Alloh swt memerintahkan agar kaum wanita  menutup dan menjaga auratnya. Namun apabila aurat itu telah menyebar dilingkungan kita maka jagalah pandangan kita dan ingatlah bahwa neraka itu banyak dipenuhi oleh wanita.yang seperti didepan anda. Jika anda berani maka tegurlah, jika tidak bencilah perbuatan itu.
12. Penjarakan diri kita pada sesuatu yang menghasilkan kenikmatan rohani. Yaitu lingkungan ibadah kepada Allah SWT dan jauhkan diri anda dari zina dan yang merangsangnya. Perbanyaklah mengisi waktu anda dengan ibadah terutama pada waktu malam. Dan bacalah quran dan maknanya. Karena syetan yang ada pada diri kita akan merasa terbakar(Oleh karena itu bakar dan bakar terus syetan dalam diri anda sampai hangus). Sungguh syetan adalah musuh yang nyata bagi kita
13. Menyadari bahwa nafsu adalah dinding pagar yang mengitari jahannam.
Barang siapa yang terseeret ke dalam nafsu, berarti dia terseret ke dalam neraka.
Sabda nabi,
“Surga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan neraka itu dikelilingi dengan berbagai syahwat.”
Orang yang mengikuti nafsu dikhawatirkan akan lepas dari iman, sementara dia tidak menyadarinya. Mengikuti nafsu bias menutup pintu taufik bagi manusia dan membuka pintu penyesalan.
Fudhail bin ‘Iyadh berkatam “Barangsiapa yang mengikuti nafsu dan menuruti syahwatnya maka terputuslah tali taufik dari dirinya.”
14.. Memanjakan nafsu berarti merusak akal dan fikirannya dan itu berarti mengkhianati Allah dalam hal penggunaana akal.
Mengikuti nafsu membuat hamba tidak bias bangkit untuk mencapai syurga bersama-sama dengan orang yang berhasil mendapatkannya.
Muhammad bin Abdul Warad berkata, “Sesungguhnya Allah mempunyai satu hari, siapa yang tunduk kepada nafsunya tidak akan bisa selamat dari siksaan-Nya. Di antara orang-orang yang jatuh dan tidak bisa bangkit pada hari kiamat ialah orang yang tunduk kepada nafsun bijakya.”
15. Menyadari bahwa dengan mengekang nafsu akan menghasilkan kekuatan tubuh, hati dan lidah manusia.
 “Orang yang mampu mengalahkan hawa nafsunya lebih kuat daripada orang yang mampu menaklukkan sebuah kota sendirian.” Orang yang paling ksatria adalah yang paling keras menentang hawa nafsunya.
Muawiyah berkata, “Sifat ksatria ialah yang meninggalkan syahwat dan menentang hawa nafsu. Mengikuti hawa nafsu berarti mengurangi sifat ksatria.” Memerangi nafsu lebih hebat dan lebih berat daripada memerangi orang-orang kafir.
Menentang nafsu bisa menyelamatkan penyakit hati dan badan sedangkan mengikutinya akan mendatangkan penyakit hati dan badan. Semua penyakit hati berasal dari mengikuti nafsu. Jika kita meneliti berbagai penyakit badan maka sebagian beasr berasal dari memperturutkan hawa nafsu.
16. Menyadari bahwa tidak ada satupun hari yang berlalu melainkan nafsu dan akan saling bergelut di dalam diri orang yang besangkutan.
Mana yang dapat mengalahkan rivalnya, maka dia akan mengusirnya dan menguasainya. Abu Darda r.a. berkata, “Jika pada diri seseorang berkumpul nafsu dan amal, lalu amalnya mengikuti nafsunya, maka hari yang dilaluinya adalah hari yang buruk. Jika nafsunya mengikuti amalnya, maka harinya adalah hari yang baik.”
17. Menyadari bahwa dia diciptakan bukan untuk kepentingan nafsu, tetapi untuk sesuatu urusan yang besar yang tidak bisa dicapai kecuali dengan menentangnya.
Sesungguhnya Allah menjadikan kesalahan dan mengikuti nafsu sebagai dua hal yang berdampingan dan menjadikan kebenaran dan menentang nafsu sebagai dua hal yang berdampingan sebagaimana dikatakan oleh sebagian salaf, “jika ada masalah yang rumit engkau pecahkan, engkau tidak tahu mana yang benar, maka tinggalkanlah yang lebih dekat kepada nafsumu, karena sesuatu yang dekat dengan kesalahan ialah yang mengikuti hawa nafsu.”
18. Memiliki hasrat yang kuat untuk melawan hawa nafsunya sehingga timbul kecemburuan yang amat sangat terhadap dirinya sendiri jika melakukan kemaksiatan.
Membalutnya dengan kesabaran dalam menghadapi kepahitan yang akan dihadapi ketika melawan hawa nafsunya sendiri. Membekalinya dengan kekuatan jiwa yang bisa mendorongnya untuk mereguk kesabaran itu, sebab semua bentuk keberanian merupakan kesabaran sekalipun hanya sesaat dan sebaik-baik hidup adalah jika seseorang mengetahui hidup itu dengan kesabarannya.
19. Melibatkan hati dalam mempertimbangkan akibat nafsu, sehingga dia bisa mengetahui seberapa banyak nafsu itu meloloskan ketaatan dan berapa banyak nafsu itu mendatangkan kehinaan.
Berapa banyak satu suapan yang menghalangi beberapa suapan. Berapa banyak kenikmatan yang kecil menghilangkan kenikmatan yang besar. Berapa banyak memperturutkan syahwat berakibat menghancurkan kehormatan, menciptakan kenangan yang buruk, mengakibatkan celaan dan aib berkepanjangan.
20. Memikirkan apa yang dituntut oleh jiwa dan hati nuraninya dari pada dorongan hawa napsunya, lalu berkata kepada akal dan agamanya, bahwa dorongan nafsu itu akan berakhir kepada kehinaan.
Abdullan bin Mas’ud berkata, “Jika salah seorang diantara kalian tertarik kepada seorang wanita, maka hendaklah dia mengingat-ingat keburukannya.” Mempertimbangkan kelanjutan yang baik dan kesembuhan yang terjadi di kemudian hari dan sebaliknya mempertimbangkan penderitaan yang semakin menjadi-jadi sebagai akibat menuruti kenikmatan hawa nafsu yang semu.
21. Menghinakan diri sendiri ketika tunduk kepada hawa nafsu, sebab tidaklah seseorang menuruti hawa nafsunya melainkan pasti akan mendapatkan kehinaan pada dirinya.
Jangan tertipu kehebatan dan kesombongan orang-orang yang mengikuti nafsunya, padahal dilihat dari batinnya, mereka adalah orang-orang yang paling hina dina. Orang seperti itu memadukan antara kesombongan dengan kehinaan.


1 komentar: